Rabu, 20 Januari 2016

Mengenal CPU dan GPU pada perangkat hape Smartphone


Di era ponsel pintar sekarang ini, terutama di tengah trend Android. Sangat penting untuk mengerti tentang kualitas dan kuantitas komponen dari hape.

Di tengah  kepopuleran hape berbasis Android, Operational System (OS) atau software ini memiliki kelemahan, yaitu membutuhkan kualitas hardware dengan spesifikasi tinggi untuk menjalankanya. Bahkan hape berbasis Android terbaru, piranti hardware-nya memiliki spek melebihi laptop.



Seperti halnya pada komputer, ada 5 piranti hardware yang mempengaruhi kualitas kinerja hape.
1. CPU/ Controll Prosesor Unit sebagai perangkat otaknya penggerak
2. GPU/Graphic Processor Unit sebagai pengatur tampilan layar LCD
3. LCD Display, monitor layar hape.
4. RAM tempat penyimpanan memory sementara selagi aplikasi masih aktif.
5. ROM tempat penyimpanan permanen.

Untuk RAM dan ROM, bagus tidak tergantung pada besar kecilnya. Semakin besar RAM/ROM, maka 50% kinerja hape juga akan lebih baik. 40% tergantung pada kualitas CPU dan GPU. Dan yang 10% tergantung pada kedalaman warna LCD Display.

Kali ini, kita bahas tentang GPU dan CPU. Jika dalam sebuah komputer atau laptop, kedua elemen ini terpisah. Tapi dalam handphone, GPU, CPU dan Memory Controller berada dalam satu chipset yang menyatu yang diproduksi oleh beberapa produsen disebut, SoC (System on Chipset).

Produsen Soc yang terkemuka di dunia adalah:
1. MediaTek.
Saat ini MediaTek adalah pemasok SoC terbesar di dunia. Pabrikan yang dulu terkenal dengan harga yang murah. Kini sudah mampu bersaing menghadirkan SoC berkemampuan tinggi, hemat baterei dan temperatur yang lebih dingin.

Pabrikan asal Taiwan ini biasanya memadukan CPU Cortex dengan GPU Mali buatan Cortex. Dulu MediTek terkenal dengan harga yang murah, sehingga mampu menekan harga hape Androit menjadi lebih murah.

Tapi saat ini MediaTek terkenal sebaik pabrikan yang mampu memproduksi SoC berkecepatan tinggi, hemat baterei dan panas yang lebih minim dibanding lainya, tapi tetap dengan harga murah khas Mediatek.

Walhasil, banyak hape-hape berkemampuan superior hadir dengan harga lebih murah. Produk flagship MediaTek berkode Helio dan MT yang berkekuatan 8inti/octa core murni, sampai saat hanya MediaTek yang mampu membuat SoC OctaCore murni. Sedangkan pabrikan lain, biasanya menanamkan 2 produk Quadcore dalam 1 SoC.

2. Qualcomm Snapdragon
Setelah bertahun-tahun menjadi pemasok SoC terbesar di dunia. Qualcomm terus mengalami kerugian dalam tahun-tahun terakhir karena penurunan penjualan. Saat ini Qualcomm telah menurunkan harga jual produknya, demi bisa bersaing dengan MediaTek.

SoC produk Qualcomm biasanya memadukan CPU Cortex produk Arm dan GPU Adreno milik Qualcomm sendiri yang dulu dibeli dari AMD Radeon.

Isu utama yang mengurangi citra SoC ini adalah kemampuan grafis/GPU Adreno yang lemah. Konsumsi daya yang lebih boros dan temperatur panas yang berlebihan.

Pabrikan Samsung memutuskan tak akan menggunakan lagi SoC produksi Qualcomm Snapdragon dalam produksi varian Galaxy S6 dan selanjutnya. Disinyalir karena Samsung kurang puas pada kinerja GPU Adreno dan temperatur panas. Hasilnya samsung merakit sendiri SoC berbasis Cortex dan GPU Mali.

3. Samsung Exynos
Setelah bercerai dengan Qualcomm Snapdragon. Samsung lebih serius mengembangkan SoC milik mereka sendiri dengan nama Exynos. CPU yang digunakan sama dengan MediaTek dan Qualcomm, yaitu Cortex produksi Arm. Sedangkan urusan display layar/GPU. Samsung lebih memilih Mali produksi Arm juga.

Beberapa produk terbaru samsung yang menggunaka SoC ini adalah Galaxy J2 dan J7.

4. Nvidia Tegra
Di era 32bit, SoC besutan NVidia bernama Tegra ini sangat populer. Sebagai SoC paling mengagumkan dalam hal tampilan grafis. NVidia membesut SoC ini dengan memadukan CPU Cortex dari Arm dengan GPU Tegra milik NVidia sendiri.

Sayangnya, sekarang ini sudah jarang smartphone yang menggunakan SoC ini. Diantara yang populer adalah Xiaomi MiPad.

5. Intel Atom
Walau agak terlambat masuk ke ranah SoC. Intel berhasil mengembangkan arsitekturnya sendiri, mulai dari CPU sampai GPU. GPU menggunakan produksi Power VR anak perusahaan Intel.

Sayangnya, SoC besutan dari Intel ini kurang sukses. Beberapa isu masalah yang menerpanya adalah tentang panas, baterei boros dan tampilan display layar yang kurang tajam dibandingkan Soc berbasis GPU Mali dan Adreno.

Walhasil, Asus Zenfone yang identik dengan Intel Atom. Mulai beralih ke MediaTek dan Qualcomm.

6. PXA
Vendor satu ini memiliki produk berkode Marvell. Masih sedikir vendor yang menggunakanya. Diantara yang menggunakan di Indonesia adalah, merek Coolpad dan Samsung pada produk Galaxy J1 Ace.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar